Dia bercerita panjang macam biasa.
Macam hari-hari lalu aku dengannya.
Persis di realiti, di alam papan kekunci,
Tidak kurang bisa bebelannya.
Lebarnya, panjangnya, isinya
Yang kadang-kadang bisa melukakan rasa,
Pedih. Pedih di dalam. Berdarah.
Mengalir deras, terus mengalir.
Namun setiap bait nada itu ada logiknya.
Ada betulnya.
Ada positifnya.
Seperti mana orang-orang seperti aku.
Yang cepat menyimpulkan sesuatu.
Maaf. Ku pohon maaf salah dari langit,
salah sampai ke tanah.
Salahku terbang bak angin-angin.
Kerana gagal menggunakan akal,
Untuk hadam setiap kata yang ku baca.
Kata-kata yang sebenarnya ajaranku sendiri.
Yang aku lupa.
Yang aku abai.
Yang aku lalai.
Karena orang-orang sepertinya yang ku perlu.
Orang-orang yang mengingatkan aku tentang sesuatu.
Ketika aku melepaskan apa yang aku pegang dari dulu.
Aku selalu kejam dengan diri sendiri.
No comments:
Post a Comment